ASI (Air Susu Ibu) |
Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention (CDC), angka kejadian alergi meningkat 3 kali lipat sejak 1993 hingga 2006. Sementara itu, data World Allergy Organization (WAO) 2011 menunjukkan prevalensi alergi terus meningkat dengan angka 30-40 persen populasi dunia.
Alergi paling banyak ditemukan pada anak usia di bawah 2 tahun, terutama di bawah 3 bulan. Dan kasus alergi yang paling umum adalah eksim (dermatitis atopik), yaitu penyakit kulit kronis yang menyebabkan kulit gatal dan bersisik.
"Angka penderita alergi makin meningkat dan kalau kita lihat yang paling banyak adalah eksim, yang pemicunya adalah alergi susu sapi. Artinya pemberian ASI (air susu ibu) pada bayi semakin sedikit. Penelitian saya di Jakarta menunjukkan kalau ibu-ibu maksimal menyusui hanya sampai 3 bulan," ujar DR Dr Zakiudin Munasir, SpA (K), Ketua Divisi Alergi-Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, disela-sela acara temu media di Hong Kong Cafe, Jakarta, Selasa (21/2/2012).
Bagi bayi, selain ASI memberikan gizi yang optimal, pemberian ASI eksklusif yaitu memberikan ASI saja dari sejak lahir hingga usia 6 bulan dapat bermanfaat mengurangi risiko alergi.
Bahaya alergi jika bayi tidak diberi ASI. Risiko alergi pada bayi yang mendapatkan ASI sangat rendah karena pada dasarnya ASI secara alami diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi, serta ASI mengandung protein yang berperan mengurangi risiko alergi.
"Yang bikin alergi itu kan protein, kemungkinan ASI menyebabkan alergi rendah karena protein ibu dan bayi sama. Sedangkan susu sapi proteinnya lebih tinggi daripada ASI dan proteinnya pun berbeda. Sudah jumlahnya banyak jenisnya beda lagi, jadilah pencetus alergi," jelas DR Dr Luciana B Sutanto, MS, SpGK, Dosen Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM.
Tapi walaupun ASI dapat mencegah alergi, ibu tetap perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi saat menyusui dengan menghindari makanan yang berpotensi menimbulkan alergi.
Gaya hidup sehat ibu juga memiliki peran penting dalam mencegah alergi, yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan. Misalnya menjaga kebersihan rumah dengan membersihkan perabotan rumah dari debu, tungau dan memastikan udara dalam ruangan mengalir dengan baik. Debu yang beterbangan di udara sangat mudah terhirup dan dapat menyebabkan gangguan pernapasan seperti rhinitis (alergi yang gejalanya pada hidung) dan asma - Bahaya Alergi Jika Bayi Tidak Diberi ASI.